Site Map

Selasa, 13 Desember 2011

Oleh-oleh Khas Salatiga: Ronde Sekoteng dan Getuk Kethek

SALATIGA - Selain Sate Sapi Suruh dan tengkleng sebagai makanan utama, tentu tidak lengkap rasanya jika pergi ke Salatiga tanpa mencoba makanan selingan yang khas Salatiga. Beberapa makanan selingan yang banyak diburu adalah Ronde Sekoteng dan Getuk. Meski ronde dan getuk mudah dicari di kota lain, tapi  di Salatiga ada Ronde Jago dan Getuk Kethek yang memang benar-benar memiliki kekhasan tersendiri.

Ronde Jago adalah nama warung yang menyediakan berbagai variasi wedang ronde. Kita bisa mimilih ronde es yang segar ataupun wedang ronde hangat yang mengundang selera. Yang khas dari Ronde Jago adalah isi di dalamnya yang benar-benar kaya akan rasa. Jika biasanya ronde hanya berisi ronde, kacang, kolang-kaling, di Warung Ronde Jago isinya bertambah manisan jeruk, agar-agar, blinjo, dan delima sagu. Dengan kekayaan isi tersebut menjadikan Ronde di Warung Ronde Jago sangat nikmat dan khas.

Lokasi Warung Ronde Jago juga sangat mudah untuk dijangkau. Lokasinya sangat dekat dengan lokasi Sate Sapi Suruh, yaitu tepat di belakangnya. Harganya pun sangat terjangkau, untuk ronde sekoteng cukup dengan Rp 6.000,- sedangkan untuk ronde sekoteng campur kacang tanah Rp 7.000,-. Selain ronde,  Warung Ronde Jago juga menyediakan Batagor Bandung, Mie Kopyok, dan Pempek Palembang. “Awalanya kita hanya jualan ronde, sekarang setelah sekitar 40 tahun, ada beberapa menu tambahan yang disediakan,” jelas Ivon, generasa kedua pemilik Warung Ronde Jago.

Getuk Kethek
Getuk kethekTentu Getuk Kethek hanya sebuah nama, awalnya diberi nama Getuk Kethek adalah untuk memberi tanda supaya orang mudah mencari lokasi, yaitu yang depan rumahnya ada kethek yang dipiara. Lokasi berjualan Getuk Kethek meski terletak di tengah kota Salatiga, tapi agak masuk beberapa meter dari Jalan Jend Sudirman, tepatnya di Jalan Argo tunggal deket dengan pertigaan ABC Salatiga.

Getuk Kethek atau yang juga disebut Getuk Tiga Rasa sama seperti getuk lainnya, yang bahan utama terbuat dari singkong. Namun dengan pengolahan yang alami dan dengan resep yang telah turun generasi, kenikmatan Getuk Kethek memang sangat terasa di lidah. “Mungkin karena kita tidak memakai pengawet buatan, jadi banyak orang yang menyukai getuk bikinan kita,” jelas Miing  generasi kedua pemilik Getuk Kethek.

0 komentar:

Posting Komentar