Site Map

Sabtu, 31 Desember 2011

Bali Deso Bangun Deso Masuki Tahap III

SEMARANG - Gerakan Bali nDeso mBangun Deso (BDBD) yang menjadi obsesi Gubernur Jateng H. BIBIT WALUYO untuk mencapai Visi : “Terwujudnya Masyarakat Jawa Tengah Yang Semakin Sejahtera, Mandiri, dan Berdaya Saing Tinggi”, kini hampir memasuki Tahap III dari 3 (tiga) Tahap Pembangunan Jawa Tengah yang dilaksanakan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mulai Agustus 2008 sampai dengan 2013.

Tahap I Tahun 2008-2009 yang merupakan Tahap Konsolidasi dan Penataan Konsep Pembangunan Jawa Tengah tahun 2008-2013 telah berjalan sesuai harapan. Bahkan, meskipun masih dalam tahap konsolidasi dan penataan konsep, beberapa program pembangunan yang dilaksanakan telah mencapai hasil sangat baik dan 20 penghargaan nasional diperoleh sebagai wujud nyata prestasi pembangunan, yaitu penghargaan dari Presiden RI sebagai Juara Umum prestasi di bidang Pelayanan Publik Tingkat Nasional Tahun 2008.

ADIUPAYA PURITAMA sebagai peringkat pertama Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Tahun 2008 dari Menteri Negara Perumahan Rakyat RI,

Satya Lencana Wira Karya Bidang Pertanian dari Presiden RI, Manggala Karya Bhakti Husada Arutala (Bidang Kesehatan) dari Presiden RI, Anugerah Parahita Ekapraya Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender Tahun 2008 dari Presiden RI.

Sedangkan pada tahun 2009, Penghargaan atas Komitmen dan Dedikasi yang tinggi terhadap Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI,

Penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah mampu meningkatkan "Produksi Beras di atas 5%” dari Presiden RI,

Penghargaan kepada Gubernur Jawa Tengah atas kepeduliannya melakukan sosialisasi Program KB di Jateng dari Ikatan Penulis KB di Jawa Tengah,

Penghargaan Agro Inovasi 2009 atas dukungan, kerjasama penelitian, inovasi, dan pengembangan pertanian dari Menteri Pertanian RI,

Penghargaan ADIUPAYA PURITAMA: Peringkat Kedua Bidang penyelenggaraan Pengembangan perumahan dan permukiman Tahun 2009 dari Menteri Negara Perumahan Rakyat RI,

Penghargaan Aksara kepada Gubernur Jawa Tengah atas kepedulian dan kinerja yang tinggi dalam percepatan pemberantasan buta aksara di Provinsi Jateng (Literacy Prize) dari Menteri Pendidikan Nasional RI,

Juara Umum Wana Lestari Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam tingkat nasional (bidang kehutanan) dari Menteri Kehutanan RI,

Penghargaan sebagai daerah berprestasi berdasarkan kinerja keuangan, kinerja ekonomi dan kesejahteraan dari Menteri Keuangan RI,

Piagam Penghargaan Prestasi dalam disiplin pengelolaan keuangan, peningkatan kinerja ekonomi dan kesejahteraan rakyat (bidang ekonomi) dari Menteri Keuangan RI,

Penghargaan kepada Gubernur Jateng atas komitmen, kontinuitas dan konsistensinya dalam pembentukan, penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan terpadu satu pintu PTSP di daerah dari Menteri Dalam Negeri RI, Juara satu tingkat nasional katagori Provinsi bidang Pengelolaan jalan – jembatan (bidang PU) dari Menteri PU RI, Juara satu tingkat nasional katagori Provinsi bidang pengelolaan Sumber Daya Air (bidang PU) oleh Menteri PU RI, Juara satu duta wisata Indonesia tingkat nasional dari Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Anugerah Parahita Eka Praya Tingkat Utama bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tahun 2009 dari Presiden RI, Penghargaan Perempuan Indonesia peduli kearsipan tahun 2009 (bidang kerasipan) dari Kepala ANRI.

Tahap II Tahun 2010-2011 sebagai Tahap Percepatan dan Prioritas Sasaran, juga menorehkan keberhasilan riil yang menakjubkan dan mampu membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. Kegiatan pembangunan yang menjadi prioritas, yaitu bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta kehutanan; Koperasi dan UMKM; Pelayanan Dasar Masyararakat meliputi Pendidikan, Kesehatan dan Keluarga Berencana, menunjukkan hasil yang positif.

Pertanian arti luas memberikan kontribusi memperkuat ketahanan pangan Jawa Tengah, yang ditunjukkan dari Peta Ketahanan Pangan Jawa Tengah yang sangat kuat, yaitu hanya memiliki dua warna. 34 Kabupaten/Kota berwarna hijau tua yang berarti ketahanan pangannya sangat kuat, dan satu berwarna hijau muda, yaitu Kabupaten Brebes yang berarti ketahanan pangannya kuat.

Hambatan di Kabupaten Brebes adalah karena tingginya angka buta huruf dan rendahnya angka harapan hidup. Ketahanan Pangan Jateng yang sangat kuat tersebut ditopang oleh peningkatan produktivitas dan kualitas produksi beberapa komoditas pangan masyarakat, antara lain seperti beras, jagung, kedelai, dan ketela yang mengalami surplus. Utamanya beras, tahun 2008 surplus beras Jateng sebesar 2,4 juta ton, tahun 2009 meningkat menjadi 2,6 juta ton, tahun 2010 meningkat lagi menjadi 2,9 juta ton, dan tahun 2011 dari target Aram II sebesar 3,1 juta  ton pada akhir bulan Juli 2011 surplus beras sudah mencapai 2,965 juta ton. Dengan meningkatnya kuantitas produksi dan kualitas produk beras, Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan, yaitu tahun 2008 NTP Jateng 99,77, tahun 2009 meningkat menjadi 100,3, tahun 2010 bertambah lagi menjadi 103,12 dan tahun 2011 dari target NTP 103,33 pada akhir bulan November 2011 sudah mencapai 106,14.
Kontribusi sektor pertanian arti luas, memperkuat ketahanan pangan Jawa Tengah, sehingga pada tahun 2010 memperoleh penghargaan nasional Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2009 dan Penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dan pada tahun 2011 mendapatkan penghargaan nasional bidang ketahanan pangan, yaitu Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2011.

Penghargaan nasional bidang pertanian arti luas lainnya, yaitu tahun 2010 berupa Juara Umum Kontes Ternak Tingkat Nasional dan Penghargaan Wana Lestari sebagai Juara Umum Lomba Penghijauan & Konservasi Alam Tingkat Nasional, sedangkan pada tahun 2011 berupa Caping Emas Award sebagai Penggiat Pertanian Kategori Gubernur, Penghargaan atas prestasi mempertahankan wilayah bebas rabies kepada Provinsi Jawa Tengah, Penghargaan Pemenang Lomba Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2010 Kategori Gubernur dan Bupati/Walikota, serta Juara Umum Lomba Penghijauan Lingkungan dan Konservasi Wana Lestari Th. 2011 Tingkat Nasional.

Di bidang pemberdayaan hutan, dengan Motto : “Hutanku Lestari Rakyatku Mukti”, dilakukan kegiatan berkelanjutan wajib tanam “Sang Uwong Sak Uwit”, dengan berbagai jenis tanaman lindung dan tanaman produktif. Lima kali berturut-turut sejak tahun 2007, Jawa Tengah menjadi Juara Umum penghijauan dan konservasi alam.
Koperasi dan UMKM sebagai sektor ekonomi kerakyatan mengalami perkembangan yang menggembirakan. Tahun 2008 jumlah Koperasi sebanyak 17.617 Koperasi dengan serapan modal usaha sebesar Rp. 8.320.933, mampu menyerap tenaga kerja 51.048 orang sedangkan jumlah UMKM sebanyak 64.294 unit. Pada September 2011, jumlah Koperasi meningkat menjadi 26.165 koperasi dengan serapan Modal Usaha mencapai Rp. 16.506.329 dan mampu menyerap tenaga kerja 81.487 orang. Sedangkan jumlah UMKM 70.222 unit  dan omzet mencapai Rp. 14.746 trilyun dan jumlah tenaga kerja sebanyak 293.877 orang


Penghargaan nasional bidang Koperasi dan UMKM tahun 2010, yaitu Penghargaan Paramadhana Utama Koperasi dan pada tahun 2011 Penghargaan Gubernur Jateng sebagai Kepala Daerah Terbaik dalam Pengembangan Kewirausahaan dan Penghargaan Satyalancana Pembangunan bidang Koperasi.

Bidang Pendidikan, nilai hasil ujian nasional SD sampai dengan SMA tahun 2010 mencapai 98,97%, pada tahun 2011 meningkat menjadi 99,32%. Jawa Tengah mendapat predikat sebagai Provinsi Putih. Kontribusi bidang pendidikan dalam penyerapan tenaga kerja, dengan diterapkannya kebijakan pendidikan vokasi memperbanyak jumlah SMK dengan target tahun 2013 jumlah SMK 70% dan SMA 30%, tenaga kerja lulusan SMK yang terserap masuk bursa kerja tahun 2010 sebanyak 87,37% dan tahun 2011 sampai dengan bulan agustus mencapai 60%. Demikian pula Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk membentuk karakter dan kepribadian anak yang berbudi pekerti luhur, cerdas dan terampil, terus dikembangkan.

Prestasi nasional dan internasional bidang pendidikan, sebanyak 432 medali. Penghargaan nasional diperoleh Jawa Tengah, antara lain: Penghargaan AKSARA kepada Gubernur Jawa Tengah atas Kepedulian dan Kinerja yang tinggi dalam Percepatan Pemberantasan Buta Aksara di Provinsi Jawa Tengah (Literacy Prize) dan Penghargaan Pin Emas "Adi bahasa” dan terakhir Penghargaan Terbaik Penyelenggara Program Pendidikan Pengembangan Anak Usia Dini di serahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI di TMII Jakarta pada tanggal 12 Desember 2011.

Di bidang kesehatan menunjukkan kecenderungan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari Usia Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2008 tercatat 71,1 tahun, dan pada tahun 2010 naik menjadi 72 tahun.  Untuk angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan. Tahun 2008 jumlah AKB sebesar 9,17 per 1.000 kelahiran hidup turun menjadi 10,30 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Tahun 2010 naik menjadi 10,62 per 1.000 kelahiran hidup dikarenakan masih banyaknya ibu hamil mengalami kondisi kurang energy kalori protein dan tingginya kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Pada tahun 2011 ditargetkan sebesar 9,10 per 1.000 kelahiran hidup.

Pada Tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 104,97 per 100.000 kelahiran hidup lebih baik dibanding Tahun 2009 sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2011 ditargetkan 100 per 100.000 kelahiran hidup. Presentase gizi buruk pada Tahun 2010 sebesar 0,08 lebih baik dibandingkan Tahun 2009 sebesar 0,16 dan juga lebih baik dari target Nasional sebesar 3%. Di bidang keluarga berencana, pengendalian pertumbuhan penduduk melalui program KB berhasil baik, dengan pertumbuhan tahun 2010 0,84% dan tahun 2011 pertumbuhan penduduk Jawa Tengah turun menjadi 0,37%  (terendah nasional).

Penghargaan nasional bidang KB tahun 2010 memperoleh Penghargaan Manggala Karya Kencana, yaitu penghargaan atas jasa yang sangat menonjol dalam pengelolaan gagasan baru program KB nasional dan pada tahun 2011 Penghargaan provinsi berprestasi wilayah Jawa Bali dalam Bhakti Sosial percepatan pelaksanaan revitalisasi program KB Kes tahun 2010.

Pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara saat ini sudah, sedang, dan terus dilanjutkan. Pembangunan infrastruktur darat, antara lain jalan tol trans Jawa yang dimulai dengan pembangunan jalan tol Semarang – Solo sepanjang ± 76 km, telah dapat diselesaikan dan dioperasikan sejak tanggal 12 November 2011 untuk Sesi I Semarang – Ungaran sepanjang 10,85 km, dan sejak tanggal 12 November 2011 telah dicanangkan dimulainya pembangunan fisik Sesi II Ungaran – Bawen sepanjang 11,9 km, ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2013. Sedangkan untuk ruas Bawen – Solo secara simultan dilaksanakan pembebasan lahan sepanjang 49,8 km dan akan dilanjutkan pembangunan fisik dengan target keseluruhan untuk Semarang – Solo selesai tahun 2014.

Disamping itu juga telah dan dilanjutkan pembangunan jalur jalan lintas selatan sepanjang 212,25 km mulai dari wonogiri sampai cilacap. Proses pengadaan tanah mencapai 102,48 km (48,11%). Progres konstruksi fisik yang dicapai sepanjang 27,09 km terdiri dari 6,16 km sebanyak 4 lajur dan 20,93 km sebanyak 2 lajur. Sisa panjang 109,77 km, meliputi ruas di kab. Kebumen sepanjang 21,4 km dan Cilacap sepanjang 88,23 km akan dipercepat pengadaan tanahnya pada tahun 2012 oleh Pemprov Jateng bersama Pemkab terkait.

Penanganan jalan nasional Pantura meliputi Ruas Pejagan – Pemalang – Pekalongan sepanjang 109,3 km, periode pelaksanaan tahun 2011-2014. Progres fisik sudah mencapai 50% berupa peningkatan struktur, jembatan, jalan baru (lingkar Brebes), pemeliharaan berkala; Ruas Kudus – Pati – Rembang sepanjang 26 km progress sudah mencapai 80%.

Selain itu, untuk mengurangi kemacetan di Pasar Ambarawa, juga dibangun jalan lingkar Ambarawa sepanjang 7,3 km. Progres konstruksi mencapai 65%.

Jalan Magelang – Keprekan sepanjang 8,6 km, pekerjaan telah selesai 100% berupa pelebaran jalan dari 2 lajur menjadi 4 lajur dan penggantian jembatan.

Jalan Boyolali- Kartosuro sepanjang 15,4 km, pekerjaan berupa pelebaran dari 2 lajur menjadi 4 lajur dengan progress mencapai 75%.

Jalan Pintas Lingkar Sumpiuh sepanjang 4,9 km. Kebutuhan tanah kurang lebih 13,2 ha dan masih proses pengadaan tanah dengan sharing  pemerintah pusat 50%, provinsi 25%, dan kab. Banyumas 25%. Sampai saat ini belum ada proses pengadaan tanah.

Pembangunan Double Track di Jawa Tengah, antara lain: Pembangunan Double Track Semarang – Bojonegoro – Surabaya dengan panjang 185 km, lokasi di kota Semarang, Kab. Grobogan dan Blora, periode pelaksanaan tahun 2013 – 2018, progress saat ini masih dalam proses penyusunan DED dan penyusunan study amdal; Double Track dan Fasilitas Penunjang Prasarana Lintas Pekalongan – Semarang dengan panjang 87,9 km, lokasi di Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan, Batang, Kendal dan Kota Semarang. Progres saat ini study amdal dan DED telah selesai tahun 2010, penyusunan DED tahap II dan III, pembangunan badan jalan KA ± 3 km pada tahun 2011.

Perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang meliputi pekerjaan gedung terminal, apron dan taxiway, telah dimulai tahun 2011 dan ditargetkan selesai pada tahun 2013.

Revitalisasi Bandara Dewadaru untuk pengembangan pariwisata dan pertumbuhan sekonomi di Karimunjawa, dengan pekerjaan perpanjangan landasan pacu dari 950 m menjadi 1.200 m, Sampai dengan 2011 telah diselesaikan pengadaan tanah seluas 22.931 m2 dari total kebutuhan 93.500 m2. Pengadaan tanah diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2013 oleh Pemprov Jateng bersama  Kab. Jepara.  Pengembangan Bandara Ngloram Cepudengan pekerjaan perpanjangan landasan pacu dari 900 km menjadi 1.500 km. Pengembangan Bandara Ngloram adalah dalam rangka menunjang rencana peningkatan produksi migas pada tahun 2013 yang mencapai 165.000 barrel/hari.

Kinerja pembangunan infrastruktur, pada tanggal 3 Desember 2011, mendapat Penghargaan Kategori Pengelolaan SDA dan Pembinaan Jasa Konstruksi dari Menteri Pekerjaan Umum RI.

Berbagai capaian positif bidang pembangunan, memberikan kontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. Indikatornya, disamping capaian sektor pembangunan di atas, juga dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 3,9%, tahun 2009 meningkat menjadi 4,7%, tahun 2010 bertambah lagi menjadi 5,8% dan tahun 2011 dari target pertumbuhan ekonomi 5,75%-6,25% pada Triwulan III sudah mencapai 6,2%.

Demikian pula angka pengangguran terus menurun. Tahun 2008 jumlah pengangguran sebanyak 1,227.308 orang (7,35%), tahun 2009 menurun menjadi 1.252.267 orang (7,33%), tahun 2010 turun lagi menjadi 1.046.883 orang (6,21%), dan tahun 2011 dari target penurunan 5,50%, pada Agustus 2011 penurunan jumlah pengangguran sudah mencapai 1.000.000 orang (5,93%).

Jumlah penduduk miskin juga turun. Tahun 2008 jumlah penduduk miskin sebanyak 6,190 juta orang (19,23%), tahun 2009 menurun menjadi 5,726 juta orang (17,72%), tahun 2010 turun lagi menjadi 5,369 juta orang (16,56%), dan tahun 2011 dari target penurunan 15-16%, pada Maret 2011 penurunan jumlah penduduk miskin sudah mencapai 5,107 juta orang  (15,76%).

Selama 3 (tiga) tahun implementasi Tahap I Tahun 2008-2009 dan Tahap II Tahun 2010-2011 Gerakan Bali nDeso mBangun Deso, sebanyak 60 penghargaan nasional dan 1 (satu) penghargaan internasional diraih Jawa Tengah, yaitu International Criminal Investigative training Assistance Program (ICITAP) atas Penggunaan Standar Sistem Manajemen Keadaan Darurat saat penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi.

Bahkan penghargaan tertinggi dari Negara Indonesia, yaitu : BINTANG MAHA PUTERA UTAMA juga telah diserahkan langsung oleh Presiden RI dan diterima Gubernur Jateng atas nama seluruh masyarakat Jawa Tengah pada tanggal 12 Agustus 2011.

Menutup akhir tahun 2011, 2 penghargaan nasional telah diterima Gubernur Jateng, yaitu Penghargaan Pembangunan Perkebunan Terbaik Tingkat Nasional dalam Rangka Swasembada Gula diterima dari Kementerian Pertanian RI Tanggal 10 Desember 2011 di Palangkaraya Kalimantan Tengah dan Penghargaan Terbaik Penyelenggara Program Pendidikan Pengembangan Anak Usia Dini di serahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 12 Desember kemarin.

Gubernur Jateng H. BIBIT WALUYO menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada jajaran aparatur pemerintahan, stakeholders, dunia usaha, jajaran media massa dan seluruh masyarakat Jawa Tengah yang telah memahami dan nyengkuyung gerakan Bali nDeso mBangun Deso melalui bidang tugas dan fungsi masing-masing. “Mari, kita lanjutkan kerja keras, kreativitas dan karya inovasi kita dengan melaksanakan 6 (enam) Misi secara lebih bersinergi, sehingga Visi : “Mewujudkan masyarakat Jawa Tengah yang semakin sejahtera, mandiri, dan berdaya saing tinggi” dapat kita wujudkan bersama. Yang sudah berjalan baik, mari kita mantapkan untuk dilanjutkan dan yang masih belum sempurna, mari kita tingkatkan agar mencapai hasil yang lebih baik lagi. Dengan kebersamaan dan sinergi, kita akan mampu mencapai kesejahteraan bersama, tegas Gubernur.   ***Humas_ed.bs

0 komentar:

Posting Komentar