Site Map

Jumat, 16 Desember 2011

Pembukaan ASEAN Para Games VI Meriah

SURAKARTA - Pembukaan ASEAN Para Games VI di Stadion Manahan Solo, Kamis (15/12) malam, berlangsung meriah. Tata cahaya lampu yang apik dan pesta kembang api membuat pehelatan itu telihat sangat mewah.
Antusiasme warga untuk menyaksikan langsung momentum bersejarah itu sangat tinggi. Seluruh kursi yang disediakan panitia terisi penuh kendati rintik gerimis turun sepanjang prosesi pembukaan.
 
Acara pembukaan diawali oleh penampilan kelompok marching band dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dilanjutkan kemudian dengan peluncuran maskot APG VI modo dan modi.

Kemudian disusul parade kontingen dari sebelas negara. Yakni, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, Vietnam, dan Indonesia.

Wakil Presiden Boediono membuka secara resmi membuka ajang ASEAN Para Games 2011 di Solo, Jawa Tengah, Kamis, (15/12) malam. Dalam sambutannya, Boediono menyatakan kekagumannya kepada atlet Para Games. Wapres Boediono menyebut mereka adalah orang yang istimewa. "Mereka pantang menyerah pada keadaan," katanya.

Selain itu, masing-masing individu punya semangat perubahan di tengah keterbatasan. Untuk itu, dia menyatakan salut dan respek kepada semangat para atlet.

ASEAN Para Games, lanjut Boediono, tidak hanya sebagai ajang olahraga. Tapi juga merayakan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia. Seperti nilai persaudaraan antarnegara-negara di kawasan Asia Tenggara yang sudah dijalin sejak 45 tahun lalu.

Untuk itu, para atlet yang bertanding diharapkan dapat menjalin semangat persaudaraan yang berlanjut hingga nanti. Dia juga mengingatkan tentang pentingnya sportivitas dan kejujuran dalam setiap pertandingan untuk meraih hasil terbaik.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengatakan keterbatasan tidak menjadi halangan untuk berprestasi. "Kita harus bersatu dan bangkit lewat olahraga," ucapnya.

Dia menyebut masyarakat Solo siap dan antusias untuk menjadi tuan rumah yang baik dan akan menyambut para tamu dengan keramahtamahan.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo menambahkan, atlet paralimpik sejajar dengan atlet normal. Menurutnya, pertandingan olahraga menjadi jembatan untuk kesetaraan.  Kontributor Humas Solo

0 komentar:

Posting Komentar