Site Map

Selasa, 03 Januari 2012

BUPATI SRAGEN BERIKAN BANTUAN KEPADA KORBAN BANJIR

SRAGEN - Bupati Sragen Agus Fatchurrahman siang tadi, Selasa (3/1) memberikan bantuan logistik kepada korban  banjir di desa Sribit Kecamatan Sidoharjo. Bantan yang diberikan berupa 1 ton beras, 50 dus mie instan, 25 lembar tikar, 20 dus air mineral dan 100 lembar selimut. Selanjutnya, bantuan yang diberikan ini akan dikoordiner oleh Kepala Desa setempat untuk dibagikan kepada warga. Ketua DPRD, Kapolres dan Komandan Kodim 0725 Sragen tampak mendampingi Bupati saat memberikan bantuan.

Desa Sribit merupakan desa paling parah dibandingkan 48 desa lainnya di sebelas kecamatan kab.Sragen yang terkena banjir. Di desa yang tiga bulan lalu di canangkan sebagai Kampung Siaga Banjir (KSB) ini ada dua ratusan warga yang mengungsi, meski siang tadi mulai berangsur-angsur pulang. Sekolah-sekolah di desa ini sejak dua hari lalu hingga siang tadi juga masih diliburkan, karena sekolahnya terendam air.

Hampir tiap tahun desa Sribit dan seluruh desa disepanjang tepian Bengawasan Solo mengalami musibah banjir. Bupati Sragen mengharapkan pemerintah pusat turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh. “Dari pada rakyatnya tiap tahun mengalami musibah banjir, mari kita bersama-sama bersinergi untuk menangani masalah ini secara komprehensip, pengerukan sungai Bengawan Solo mungkin bisa menjadi alternatif untuk pencegahan banjir” tutur Bupati.

Banjir kali ini juga merendam 4.122 Ha sawah di 11 kecamatan dan 49 desa, atau sekitar 10 persen dari total area sawah di Sragen 41.277 Ha. Namun mulai pagi tadi sekitar 90 persen air  mulai berangsur-angsur surut.

Ir Haryoto WA MM Kepala Dinas Pertanian Kab. Sragen saat ditemui di lokasi pemberian bantuan menjelaskan, tidak ada tanaman padi yang rusak. “Padi dinyatakan rusak apabila terendam air selama 3 x 24 jam, sedangkan banjir kali ini hanya merendam kurang lebih 1 x 24 jam, jadi belum dinyatakan rusak, saya berharap sore nanti malah ada hujan untuk membersihkan lumpur yang melekat di tanaman padi,” jelasnya.

Meski tidak ada padi yang rusak, namun setidaknya ada sekitar 26 Ha  tanaman hortikultura yang mengalami kerusakan. “Kalau dirupiahkan bisa kami perkirakan potensi kerugian tanaman hortikultura sekitar 452 juta rupiah,” jelas Haryoto.(N.hart)

0 komentar:

Posting Komentar