Site Map

Jumat, 06 Januari 2012

Kabupaten Wonogiri Salah Satu Sentra Utama Pengembangan Sapi Potong di Jateng

WONOGIRI -  Kegiatan panen pedet hasil Inseminasi Buatan telah dilaksanakan di Kabupeten Wonogiri, pada hari Selasa (3/1). Kabupaten Wonogiri dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini karena merupakan salah satu sentra utama pengembangan sapi potong di Jawa Tengah dan lokasi kegiatan sinkronisasi birahi tahun 2010, dimana pedet hasil sinkronisasi sudah lahir di akhir tahun 2011.

Lokasi kegiatan panen pedet dipusatkan di Desa Pokoh Kidul Kec. Wonogiri dan dihadiri secara langsung oleh Menteri Pertanian RI Ir. H. Suswono, MMA dan Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo.

Rombongan Menteri Pertanian beserta Gubernur Jawa Tengah tiba di lokasi acara sekitar pukul 09.30 WIB  pagi dengan disambut tarian tradisional tari “Kethek Ogleng”. Tepat pukul 10.00 WIB puncak acara panen pedet hasil IB dimulai, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama kemudian diteruskan dengan do’a demi kelancaran acara yang sedang berlangsung.

Bupati Wonogiri Damar Rahmanto berkesempatan memberikan sambutan pembuka selamat datang bagi seluruh peserta acara panen pedet. Peserta yang hadir pada acara penen pedet ini terdiri dari berbagai kalangan yaitu Kementerian Pertanian mewakili Pemerintah Pusat, APFINDO (Asosiasi Peternak Feedlooter Indonesia), PPSKI (Persatuan Peternak Sapi Kerbau Indonesia), Perwakilan KTT dan SMD, Perwakilan Petugas Inseminator se-Jawa Tengah, SKPD lingkup pertanian Pemprov. Jateng, Muspida Kab. Wonogiri, dan kalangan media dengan jumlah keseluruhan peserta yang hadir lebih kurang 700 orang.

Usai sambutan pembuka dari Bupati Wonogiri dilanjutkan dengan Laporan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Ir. Whitono, MSi mengenai pelaksanaan panen pedet hasil IB di Wonogiri. Dalam laporannya Kepala Dinas menyampaikan bahwa maksud diadakannya panen pedet hasil IB ini yaitu untuk meningkatkan gairah peternak dalam usaha sapi potong sekaligus memberikan motivasi kepada pengusaha sapi potong untuk mau bermitra dengan peternak kecil.

Kegiatan Panen Pedet Hasil IB di Wonogiri ini mengambil tema “Panen Pedet Hasil IB Berkualitas Modal Utama Tercapainya Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) 2014”. Tema ini sangat tepat dengan tujuan utama pembangunan peternakan yaitu dengan pedet hasil IB yang berkualitas diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi potong, sehingga swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014 dapat tercapai.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bantuan dan hadiah lomba panen pedet oleh Gubernur Jawa Tengah dan Menteri Pertanian. Bantuan bersumber dari dana APBN dan APBD T.A 2012, diserahkan kepada Dinas Peternakan kab,/Kota dan Kelompok Tani Ternak (KTT) penerima bantuan yang mendukung program swasembada daging sapi dan kerbau (PSDS/K) 2014. Bantuan tersebut berupa kendaraan operasional petugas inseminator, bansos sarpras ULIB, bantuan LMDH bagi KTT, Bansos Kegiatan Integrasi Tanaman – Ternak, pengembangan budidaya sapi perah dan lain-lain. Sedangkan hadiah lomba panen pedet diserahkan kepada pemenang lomba pedet kategori usia 6 – 12 bulan (betina hasil IB/calon bibit sapi PO) Juara I diraih oleh Bpk. Katimin, Juara II Bpk Sadiman dan Juara III Bpk. Kasidi, masing – masing pemenang mendapat tropi, piagam dan uang pembinaan. Untuk juara I  2,5 juta rupiah, juara II 1,5 juta rupiah dan juara III 1 juta rupiah.

Usai penyerahan bantuan dan hadiah, dilanjutkan dengan sambutan Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo, dalam sambutannya Gubernur sangat mengapresiasi kegiatan panen pedet ini dan sangat mengharapkan kegiatan ini dapat memacu gairah peternak sapi untuk terus berusaha dalam mengebangkan usahanya. Pemerintah Provinsi bersedia dan sangat mendukung usaha peternakan melalui bantuan-bantuan yang diberikan kepada peternak maupun kelompok peternak yang mengajukan proposal permohonan bantuan.

Mengenai harga sapi potong yang fluktuatif Gubernur meminta kepada Pemerintah Pusat untuk mengatur lebih ketat lagi importansi sapi bakalan maupun daging sapi dari luar negeri. Hal ini sangat penting untuk menjaga harga sapi di dalam negeri tidak anjlok sehingga kedepannya usaha beternak sapi ini masih dianggap menguntungkan bagi kalangan peternak untuk peningkatan kesejahteraannya. Pada akhir sambutannya Gubernur menyerahkan Gunungan kepada Menteri Pertanian RI sebagai Simbol Panen Pedet.

Menteri Pertanian RI Ir. H. Suswono, MMA selanjutnya berkesempatan memberikan sambutan dan pengarahan. Dalam arahannya Menteri Pertanian menyatakan bahwa panen pedet hasil IB ini merupakan hasil dari kegiatan tahun sebelumnya yaitu sinkronisasi birahi yang bertujuan untuk menginduksi terjadinya birahi dengan hormon reproduksi (prostaglandin) pada sapi induk agar waktu birahinya dapat bersamaan. Dengan sinkronisasi birahi sapi betina akan menghasilkan pedet-pedet hasil IB dengan umur yang seragam dan dapat dipanen bersamaan dalam jumlah yang banyak sehingga diharapkan dapat mengurangi import-import sapi bakalan dari luar negeri. Kegiatan Sinkronisasi Birahi ini merupakan tindakan medis untuk menyetarakan birahi induk sapi, sehingga harus benar-benar dilakukan oleh orang yang berkompeten menanganinya (dokter hewan dan paramedis).

Acara terakhir adalah dialog interaktif antara peserta panen pedet dengan Menteri Pertanian dan Gubernur Jawa Tengah. Peserta dialog dari kalangan kelompok tani maupun inseminator sangat antusias dalam mengikutinya. Permasalahan yang paling banyak ditanyakan adalah permodalan bagi peternak dan bantuan operasional untuk inseminator.

Dalam tanggapannya Menteri Pertanian maupun Gubernur memberikan solusi bagi peternak yang membutuhkan tambahan modal dapat mengakses pinjaman kredit di Bank Pemerintah dengan bunga terjangkau, seperti KKPE, KUPS, maupun KUR. Sedangkan untuk kendaraan operasional bagi petugas Inseminator akan dipenuhi oleh pemerintah secara bertahap. Pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian dan Gubernur Jawa Tengah berpesan agar jangan memotong sapi betina produktif karena bertentangan dengan UU No 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pelaku pemotongan hewan maupun pengelola RPH dapat dijatuhi hukuman pidana bila melanggar.

Setelah dialog interakif, rombongan Menteri Pertanian dan Gubernur Jawa Tengah berkesempatan meninjau lokasi pameran dan transaksi pedet hasil IB. Jumlah ternak yang dipamerkan sebanyak 400 ekor terdiri dari 150 ekor pedet hasil sinkronisasi beserta 150 ekor induknya (karena pedet belum disapih) dan 100 ekor pedet lepas sapih yang siap untuk digemukkan.

Rombongan Menteri Pertanian dan Gubernur Jawa Tengah meninggalkan lokasi sekitar pukul 13.30 WIB siang menandai berakhirnya acara panen pedet 2011 ini. Dengan adanya acara panen pedet ini sangat diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh pengusaha sapi potong, baik yang tergabung dalam APFINDO maupun PPSKI sebagai pembeli, Kelompok Peternak dan Asosiasi SMD sebagai penjual dalam upaya mengatasi permasalahan pemasaran sapi potong di Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional. *kontributorDinasPeternakan_ed.bs

0 komentar:

Posting Komentar